tentang kabupaten pekalongan

Share:
Kabupaten  Pekalongan

Profil
Geografis
        Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, yang berada di daerah Pantura bagian barat sepanjang pantai utara Laut Jawa memanjang ke selatan.
       Secara geografis terletak diantara:  60 – 70,23’ Lintang Selatan dan antara 1090 – 1090,78’ Bujur Timur yang berbatasan dengan:
Sebelah Timur       : Kota Pekalongan dan  Kabupaten Batang
Sebelah Utara        : Laut Jawa, Kota Pekalongan
Sebelah Selatan    : Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Barat        : Kabupaten Pemalang      
       Bagian utara Kabupaten Pekalongan merupakan dataran rendah, sedang di bagian selatan berupa pegunungan, bagian dari rangkaian Dataran Tinggi Dieng. Sungai-sungai besar yang mengalir diantaranya adalah Kali Sragi dan Kali Sengkarang beserta anak-anak sungainya, yang kesemuanya bermuara ke Laut Jawa. Kajen, ibukota Kabupaten Pekalongan, berada di bagian tengah-tengah wilayah kabupaten, sekitar 25 km sebelah selatan Kota Pekalongan.
Kecamatan  di  kabupaten  Pekalongan  yaitu; BojongBuaranDoroKajenKandangserangKaranganyarKarangdadap, KedungwuniKesesiLebakbarangPaninggaran,  PetungkrionoSiwalanSragiTalunTirtoWiradesaWonokertoWonopringgo.
      Secara Topografis, Kabupaten Pekalongan merupakan perpaduan antara wilayah datar diwilayah bagian utara dan sebagian merupakan wilayah dataran tinggi/pegunungan diwilayah bagian selatan yaitu diantaranya  Kecamatan Petungkriyono dengan ketinggian 1.294 meter diatas permukaan laut dan merupakan wilayah perbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan Lebakbarang, Paninggaran, Kandangserang, Talun, Doro, dan sebagaian diwilayah Kecamatan Karanganyar serta Kajen.
Iklim
      Curah hujan pada tahun 2009 rata-rata per tahun 2.415 mm dengan rata-rata hari hujan 147 hari. Curah hujan tertinggi terjadi di Kecamatan Lebakbarang rata-rata per tahun 6.246 mm, terendah Kecamatan Kedungwuni rata-rata per tahun 1.307 mm dengan rata-rata hari hujan 133 hari.Kondisi tanah berdasarkan luas daerah Kabupaten Pekalongan 83.613,068 ha yang terdiri atas tanah sawah 253,86 km2 atau 30.36%, tanah kering 582,27 km2 (69,64%).
       Luas areal lahan sawah di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2009 seluruhnya seluas 25.385,841 ha, yang terdiri dari :
Sawah berpengairan teknis seluas 14.699,046 ha
Sawah berpengairan setengah teknis seluas    3.227,507 ha
Sawah berpengairan sederhana seluas 1.857,311 ha
Sawah berpengairan desa seluas 1.689,723 ha
Sawah tadah hujan seluas 3.806,025 ha
Sawah yang tidak diusahakan seluas 106,229 ha
Lahan bukan sawah seluas 58.227,227 ha yang terdiri dari :
Bangunan gedung, perumahan dan pekarangan seluas 12.117,829 ha
Tanah tegalan seluas 11.659,544 ha
Ladang/huma seluas 63,616 ha
Padang rumput seluas 145,175 ha
Tambak seluas 632,586 ha
Kolam/empang seluas 38,294 ha
Hutan negara seluas 26.218,959 ha
Hutan rakyat seluas 2.279,780 ha
Perkebunan negara/swasta seluas 2.598,687 ha
Lainya seluas 2.223,226 ha.

Sejarah

Pekalongan Mulai Dikenal
Surel Banyak sumber mengatakan bahwa Pekalongan mulai dikenal setelah Bahurekso bersama anak buahnya berhasil membuka Hutan Gambiran/Gambaran, atau dikenal pula Muara Gambaran. Hal ini terjadi setelah Bahurekso gagal didalam penyerangan ke Batavia, bersama anak buahnya kembali ke Pantai Utara Jawa Tengah, namun secara sembunyi-sembunyi, sebab kalau diketahui oleh Pemerintah Sultan Agung pasti ditangkap dan dihukum mati. Sehingga terus melakukan yang disebut tapa-ngalong. Dari sinilah muncul prediksi-prediksi berkaitan dengan istilah Pekalogan.
         Menurut penuturan R. Basuki (Putra Almarhum R. Soenarjo keturunan Bupati Mandurorejo) ; nama Pekalongan berasal dari istilah setempat HALONG - ALONG yang artinya hasil. Jadi Pekalongan disebut juga dengan nama PENGANGSALAN yang artinya pembawa keberuntungan. Sehingga prediksi Topo Ngalong itu hanya gambaran/sanepo yang mempunyai maksud siang hari sembunyi, malam hari keluar untuk mencari nafkah.
    Didalam babad Sultan Agung yang merupakan sumber yang dapat dipercaya istilah pengangsalan nampaknya juga muncul. :"Gegaman wus kumpul dadi siji, samya dandan samya numpak palwa, gya ancal mring samudrane ; lampahe lumintu, ing Tirboyo lawan semawis ; ing Lepentangi, Kendal, Batang, Tegal, Sampun, Barebes   lan Pengangsalan. Wong pesisir sadoyo tan ono kari, ing Carbon nggertata" (senjata-senjata telah berkumpul jadi satu. Setelah semuanya siap para prajurit diberangkatkan berlayar.
         Pelayarannya tiada henti-hentinya melewati Tirbaya, Semarang, Kaliwungu, Kendal,  Batang,  Tegal,  Brebes  dan Pengangsalan. Semua orang pesisir tidak ada yang ketinggalan  (mereka berangkat menyiapkan diri di Cirebon).Sehingga dari beberapa uraian tersebut, prediksi Topo Ngalong hanya gambaran atau sanepo yang mempunyai maksud, pada siang hari sembunyi, dan hanya keluar pada malam hari untuk mencari makan/nafkah.
Masa Belanda
       Masa-masa awal perkembangan Pekalongan tidak banyak disebut dan sumber-sumber asing baik Portugis maupun Belanda , seperti dalam Reis Journalen, Suma Oriental (Tome Pires, 1994), Scheep togt van Tristanto d'acunha (Pieter Van Der Aa, 1706) The Voyager of Jonh Huygen van Linschouten to the east Indies ( A.C Burnell dan P.A Tiele, 1884), dan catatan perjalanan lainnya.
       Sumber -sumber tersebut menyebutkan nama kota-kota di pantai  Utara Jawa pada Abad XVI seperti Cirebon, Tegal, Kendal, Demak, Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik dan Surabaya, akan tetapi tidak menyebutkan Pekalongan.
         Sementara itu nama Pekalongan dan data historisnya dapat ditelusuri  dalam Babad Tanah Jawa, Babad Mataram, Serat Khandaning Ringgit Purwo, Serat Pustaka Raja  Purwo, Babad Sultan Agung , Dagh Register (1623 - 1799) , Opkomst Van Het Nederlandsch gezag in Oost Indie ( J.K.J de Jonge  & M.L  Van Deventer , eds; 1862 - 1909, 13 jilid ), laporan VOC lainnya, laporan Pemerintah Hindia Belanda, Buku-buku dan Publikasi lainnya seperti regering Almanak van Nederlandsch Indie (1820-1850) dan Oud end Nieuw Oost Indie (F. Valentijn) dan Sumber   lainnya.
     Pada masa ini administrasi pemerintahan secara keseluruhan berdasarkan keseluruhan berdasarkan keputusan dari pemerintah Hindia Belanda, misalnya bentuk pemerintahan Kabupaten yang disebut Regent, adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Bupati.

Nama-nama Regent/Bupati Kab. Pekalongan
-Tan Kwee Djan (1741)
-Raden Toemenggoeng Wirio Adi Negoro (1823).
-Raden Adipati Wirijo Adi Negoro (1825)                                                                            Membangun Masjid Jami (besar), dimulai pada Hari Selasa Kliwon tanggal 20 Desember1825.Pada tahun 1933 dilakukan pemugaran dengan mendirikan menara
.-Raden Toemenggoeng Arjo Wirjo Di Negoro (16 Oktober 1848)
-Raden Toemenggoeng Ario Werio Dhi Di Negoro (1856)
-Raden Toemenggoeng Ario Atmodjo Negoro (20 Januari 1872)
-Raden Toemenggoeng Ario Koesoemo Di Negoro (25 Juni 1878)
-Raden Adipati Noto Dirdjo (1879 - 1920) Pada tanggal 31 Maret 1879 sampai 1 Maret 1880 membangun Gedung Kabupaten Pekalongan, yang  ditandai pada lempengan batu marmer putih yang dipasang di tembok gedung. Menurut sumber lisan juga disebutkan bahwa pohon-pohon beringin di Alun-alun Pekalongan tiap-tiap pohonnya diberi nama Kawedanan yang mengirim bibitnya.
- Raden Toemenggoeng Ario Soerjo (10 Maret 1924) Adapun Wilayahnya disebut Regentscap. Sedang untuk kawedanan disebut Gewest.
Gewest di Jawa Tengah waktu itu meliputi :
1) Semarang Gewest,   yang meliputi Regentschap (Kabupaten) Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Djepara dan Grobogan.
2) Rembang Gewest,   yang meliputi Regentschap Rembang, Blora, Tuban dan Bodjonegoro.
3) Banyumas Gewest,  yang meliputi Regentschap Banyumas, Purwokerto, Cilacap, Bandjarnegara dan Purbolinggo.
4) Kedu Gewest, yang meliputi Regentschap Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworedjo, Kutoardjo, Kebumen dan Karanganjar.
5) Pekalongan Gewest, yang meliputi Regentschap Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan dan Batang.

Masa Republik Indonesia
SurelSebagai alternatif lain Hari jadi Kabupaten Pekalongan ialah pada masa Republik Indonesia/kemerdekaan berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Kabupaten Pekalongan adalah merupakan Daerah Otonom atau dengan istilah Swatantra.
    Hal ini ditandai pula dengan diundangkannya Undang - Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pemerintah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah pada : Hari Selasa Pon tanggal : 8 Agustus 1950 yang ditetapkan di Yogjakarta, oleh Pemangku Jabatan Sementara Presiden  Republik Indonesia  Menteri Dalam Negeri  SOESANTO TIRTOPRODJO dan  Menteri Kehakiman A.G.PRINGGO DIGDO.
       Berdasarkan Undang - Undang tersebut Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan dibentuk bersama 28 daerah lain antara lain : Semarang, Kendal, Demak, Grobogan, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Pati, Kudus, Djepara, Rembang, Blora, Banjumas, Tjilatjap, Purbalingga, Banjarnegara, Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Kebumen, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Karanganyar dan Wonogiri.
Data-data  peninggalan  prasejarah.
SurelCetakPDF
       Data permukiman awal dari masa prasejarah dan awal masa sejarah kuno sebagaimana ditunjukan oleh adanya peninggalan megalitik dan lingga yoni dibeberapa tempat di daerah Kabupaten Pekalongan di bagian selatan menunjukan bahwa pemukiman penduduk telah berlangsung lama dan telah mengenal sistem kemasyarakatan dan keagamaan. Sistem kemasyarakatan yang bagaimana tidak dapat diketahui pasti karena terbatasnya sumber informasi.
      Beberapa benda peninggalan sejarah yang berada di daerah Kabupaten Pekalongan berupa Yoni dan Lingga dan bukti peninggalan yang lain seperti:
1. Lingga/ Yoni yang berada di Desa Telagapakis Kecamatan Petungkriyono.
2.  Yoni yang berada di Dukuh Gondang Desa Telogohendro wilayah Kecamatan Petungkriyono.
3. Lingga yang berada di Dukuh Mudal Desa Yosorejo wilayah Kecamatan Petungkriyono
4. Lingga/ Yoni yang berada di Dukuh Parakandawa Desa Sidomulyo Kecamatan Lebakbarang.
5. Yoni yang berada di Dukuh Pajomblangan Kecamatan Kedungwuni
6. Yoni yang berada di Dukuh Kaum Ds. Rogoselo Kecamatan Doro.
7. Yoni yang berada di Desa Batursari Kecamatan Talun.
8. Archa Ghanesha yang berada di Desa Kepatihan Kecamatan Wiradesa.
9. Archa Ganesha yang berada di Desa Telogopakis Kecamatan Petungkriyono
10. Batu lumpang yang berada di Desa Depok Kecamatan Lebakbarang.
11. Batu Lumpang yang berada di Dukuh Kambangan di Desa Telogopakis Kecamatan Petungkriyono dan sebagainya.
      Data pemukiman pada periode awal Abad Masehi sampai Abad XIV dan  XV sangat langka dan terbatas, sehingga sulit dipastikan pertumbuhan dan perkembangan komunitas di wilayah Pekalongan pada masa pengaruh kebudayaan Jawa Hindu berkembang di Jawa. Hal ini terjadi karena sampai masa kini belum ditemukan prasasti peninggalan tertulis yang mampu mengungkapkan kehidupan pada masa  itu.  Banyak  ditemukan  toponim,  beserta  tradisi lisan, berupa legenda mitos, atau cerita rakyat yang berkaitan dengan toponim, akan tetapi sulit untuk memastikan kebenaran data legenda atau cerita rakyat tersebut.
      Seperti yang dikemukakan oleh SCHRIEKE, Negara Kertagama, karya tulis penting pada masa Majapahit, sama sekali tidak menyebut nama-nama daerah di Pantai Utara Jawa sebelah barat Lasem yang mencakup daerah Tegal, Pekalongan dan Semarang, yang pada masa itu diduga masih jarang dihuni penduduk.  Sementara daerah lain seperti Demak, Jepara , Kudus dan Pati telah berkembang menjadi daerah penting.

Pendidikan
Pendidikan Tinggi  yang  ada  di  kabupaten  Pekalongan  yaitu;
  • Politeknik Muhammadiyah Pekalongan, Kajen Pekalongan
  • Ekolah Tinggi Ilmu Keperawatan & Kebidanan (STIKES) Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
  • Akademi Analisis Kesehatan Pekalongan
  • STIKAP (Sekolah Tinggi Islam Kyai Ageng Pekalongan) YMI Wonopringgo

Ekonomi
Potensi   Ekonomi
       Keberhasilan pembangunan perekonomian tahun 2009 di Kabupaten Pekalongan ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi/PDRB sebesar 4,11%,pendapatan per kapita/income per kapita penduduk sebesar Rp 6.521.741,00 meningkat 7,40% dibanding tahun 2008 sebesar Rp 6.072.355,00.
    Indikator kesejahteraan penduduk yang tercermin dari Indek Pembangunan Manusia (IPM) meliputi kesehatan, pendidikan dan daya beli pada tahun 2009 di Kabupaten Pekalongan mencapai 70,88. Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pekalongan tahun 2009 sebanyak 164.300 jiwa menurun dibanding tahun 2008 yang mencapai 170.000 jiwa.
     Laju Inflasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2009 sebesar  3,39% jauh lebih rendah  dibanding tahun 2008 yang mencapai 10,61%. Turunnya laju inflasi ini disebabkan oleh  stabilnya harga-harga berbagai macam komoditas pada seluruh sub kelompok, yang berakibat pada meningkatnya daya beli masyarakat.
      Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) Kabupaten Pekalongan pada tahun 2009 atas harga berlaku sebesar Rp 6.436.183.010.000,00 (enam trilyun empat ratus tiga puluh enam milyar seratus delapan puluh tiga juta sepuluh ribu rupiah), meningkat sebesar 9,75% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 5.864.346.610.000,00 (lima trilyun delapan ratus enam puluh empat milyar tiga ratus empat puluh enam juta enam ratus sepuluh ribu rupiah).
           Sedangkan atas dasar harga konstan, PDRB Kabupaten Pekalongan pada tahun 2009 sebesar Rp 3.098.073.120.000,00 (tiga trilyun sembilan puluh delapan milyar tujug puluh tiga juta seratus dua puluh ribu ribu rupiah), meningkat 4,30% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 2.970.214.980.000,- (dua trilyun sembilan ratus tujuh puluh milyar dua ratus empat belas juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah.                                   
           Apabila dilihat dari kontribusi sektor dominan dalam pembentukan PDRB pada tahun 2009, maka sektor yang mempunyai kontribusi terbesar dalam perekonomian Kabupaten Pekalongan adalah sektor industri pengolahan masih tetap yang tertinggi yaitu sebesar 26,66%, kedua disusul oleh sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 20,34%, ketiga sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 18,66% dan keempat sektor jasa  sebesar 16,66%.
     Potensi unggulan daerah Kabupaten Pekalongan diharapkan memiliki daya saing dan keunikan tertentu, yang membedakan dengan daerah lain. Potensi terhadap produk unggulan daerah diandalkan  melalui sektor pertanian, industri dan pariwisata. Ditetapkannya produk-produk unggulan tersebut diharapkan dapat memacu pelaku ekonomi daerah dalam mengembangkan kreativitas dan usahanya sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Pekalongan.

1. Potensi Unggulan Batik
       Batik adalah merupakan salah satu  icon  Kabupaten Pekalongan, terdapat berbagai jenis batik di Kabupaten Pekalongan diantaranya adalah  batik tulis atau canting, batik tenun, batik cap,  batik sablon,  batik sutera, batik pesisir
       Bahwa batik menjadi salah satu jenis usaha produktif yang cukup berkembang dan sangat potensial sekali untuk ditingkatkan serta dapat menarik iklim investasi potensi daerah Kabupaten Pekalongan. Ada 6.122 unit usaha produktif batik di Kabupaten Pekalongan dengan jumlah tenaga kerja 66.122 orang yang tersebar di wilayah Kecamatan Wiradesa, Tirto, Kedungwuni, Wonokerto, Buaran, Doro, Siwalan dan  Sragi. Beberapa nama produsen batik yang cukup dikenal diantaranya Batik Humas (singkatan dari Husein Mohammad Assegaff). Sedangkan pabrik sarung (kain palekat) terkenal di Pekalongan antara lain Gajah Duduk dan WadiMoor.
2. Potensi unggulan ATBM  kerajinan dari eceng gondok dan akar wangi
ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) adalah merupakan alat tenun yang masih digunakan oleh para pengrajin yang ada di Kabupaten Pekalongan, ATBM digunakan untuk membuat kerajinan dari bahan eceng gondok dan akar wangi, kegiatan survey dilakukan di kecamatan buaran dan karangdadap.

3. Potensi Unggulan Pariwisata
        Potensi unggulan pariwisata di Kabupaten Pekalongan sangat luar biasa dari kawasan pantai sampai daerah pegunungan, obyek wisata yang ada di Kabupaten Pekalogan adalah :
a. Wisata linggo asri   • Pura (tempat ibadah agama hindu)   • Outbound centre
b. Wisata pantai depok
c. Wisata pantai wonokerto
d. Wisata kampung batik.
e.Ekowisata petungkriyono
f. Wisata Kabalong
g. Wisata budaya kesenian tradisional
         Obyek wisata yang ada belum dikelola secara maksimal dan keterlibatan pihak lain dalam pengelolaan obyek wisata itu sendiri belum dibangun, baik melalui biro perjalanan wisata atau pun media yang menjual tentang obyek wisata yang ada di Kabupaten Pekalongan. Keterlibatan para pihak dalam pengelolaan obyek wisata masih  perlu ditingkatkan dan melakukan kerjasama, keterbatasan anggaran merupakan kendala yang perlu diantasipasi, dengan adanya peran-peran para pihak dalam pengeloaan obyek wisata dapat memberikan warna dan percepatan serta peluang investasi yang sangat menguntungkan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengeloaan obyek wisata tersebut.

    4. Potensi Unggulan Peternakan (Sapi)
Masyarakat Kabupaten Pekalongan pada umumnya memiliki ternak yang diperihara, pemeliharan ternak ini menjadi tumpauan yang sangat menunjang bagi kehidupan masyarakat yang ada di Kabupaten Pekalongan, kegiatan beternat dijadikan sebagai tabungan oleh masyarakat untuk keperluan seperti biaya sekolah, hajatan bahkan untuk biaya kuliah dan lain-lain.
   Jenis ternak yang dipelihara oleh masyarakat sangat banyak seperti unggas (ayam, bebek dan angsa), sapi, kerbau, kambing dan domba, serta ada juga yang memelihara kuda sebagai angkutan dan babi.
     Ternak yang sangat potensi di kembangkan adalah ternak sapi dan kerbau, pakan yang tersedia cukup banyak dan mempunyai daya jual tinggi serta pasar yang cukup terbuka serta populasi yang tersebar di wilayah Kabupaten Pekalongan.
     Data dari dinas pertanian bahwa peternakan di Kabupaten Pekalongan untuk sapi ada di 19 kecamatan Kabupaten rata-rata di tiap-tiap kecamatan sekitar 100 ekor lebih bahkan di  kandang serang mencapai 1600 ekor, paninggaran 3206 ekor, lebak barang 2380 ekor dan petungkriyono 1767  ekor.
       Potensi unggulan peternakan yaitu pelaku peternak sapi yang ada di wilayah Kabipaten Pekalongan di kecamatan petungkriyono, kajen, kandangserang, kesesi, talun, paninggaran, karangdadap dan sragi.

5. Potensi Unggulan Agro dan Hortikultura
       Wilayah Kabupaten Pekalongan secara geografis merupakan daerah tropis yang sangat kaya akan potensi tanaman buah dan sayuran, hampir setiap pekarangan dan kebun ditanami berbagai jenis tanaman seperti durian, mangga, rambutan, jambu biji, sawo, pete, jengkol, nangka dan manggis  serta tanaman kayu yang sudah biasa ditanam adalah pinus, jati, sengon, dll. Jenis tanaman lain seperti kopi, cengkeh, jeruk, pisang, menjadi hasil yang sangat pontesi dalam meningkatkan ekonomi bagi masyarakat, jenis produk lain ialah dari jenis tanaman sayuran untuk daerah pegunungan diantaranya jenis kentang, kol, cabe, melon, dll. Potensi ini masih dijual dalam bentuk mentah belum diolah menjadi produk yang dapat meningkatkan kehidupan masyarakat, peran pengepul sangat mendominasii terutama soal harga dan belum adanya sebuah wadah yang menampung hasil produksi tersebut dengan harga yang sesuai.

6. Potensi Unggulan Perikanan (Tawar dan Laut)
      Potensi perikanan di Kabupaten Pekalongan memang sangat luar biasa, potensi perikanan laut yang sangat berlimpah serta tambak-tambak yang dikembangkan menambah kekayaan perikanan yang ada di wilayah ini. Perikanan air tawar di Wilayah Kabupaten Pekalongan  tersebar di seluruh Kecamatan, peluang usaha ini masih terdapat tempat yang sangat luas untuk pengembangan kegiatannya. Oleh karenanya usaha perikanan ini disamping berpotensi untuk usaha pengembangannya juga berpeluang investasi dalam usaha pengolahannya. Berdasarkan data yang ada bahwa potensi perikanan di Kabupaten Pekalongan untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Pariwisata
     Di bagian selatan terdapat daerah wisata pegunungan Linggo Asri, terletak 37 km sebelah selatan Kota Pekalongan arah Kajen (dari jalan Jakarta-Semarang pertigaan Wiradesa ke selatan atau dari kota Pekalongan arah Buaran), dimana daerah tersebut terdapat pemandian dan taman bermain seta wisata hutan pinus milik Perum Perhutani dan juga terdapat komunitas masyarakat Hindu di Pekalongan.Disini terdapat peninggalan berupa lingga dan yoni yang terletak sekitar 500 meter dari kompleks pemandian linggo asri.
        Ekowisata Petungkriyono. Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan yang berlokasi di lereng Gunung Ragajambangan pada ketinggian 900 – 1600 m dpl. Sebuah kawasan yang sejuk dengan keragaman kemolekan dan keindahan alam yang cocok untuk tempat wisata. Dari ibukota Kabupaten Pekalongan berjarak 30 km dan dapat di capai dengan kendaraan umum. Sebagai kawasan ekowisata, Petungkriyono merupakan lokasi yang memberikan banyak pilihan untuk melakukan pemenuhan hasrat berwisata alam secara bertanggung jawab. Di kawasan ini anda dapat memperoleh pengalaman melakukan penjelajahan alam dan kegiatan outbond.
       Buat penikmat makanan, Pekalongan menyediakan wisata kuliner berupa Taoto dan nasi megono, Taoto adalah sejenis soto yang dibuat dengan kuah taoco dan dengan daging serta jerohan kerbau. Sedang megono adalah cacahan nangka muda yang dibumbui parutan kelapa dan dikukus yang cocok buat dinikmati saat masih panas. Pindang Tetel, Sebetulnya makanan ini sejenis dengan soto juga, namun perbedaanya adalah pada bumbu kuahnya yang diolah dengan menggunakan buah pucung yang sudah masak. Iwak Panggang, Ikan ini adalah ikan laut yang kemudian diolah dengan proses pengasapan, sehingga ikan tersebut akan berubah warna, rasa dan aroma. Bau ikan panggang ini sangat khas dan banyak kita jumpai di pasar-pasar tradisional Kabupaten Pekalongan. Biasanya ikan panggang ini diolah dengan disambal, dipecak, disayur dan digoreng.

Sarana  dan  Prasarana
Jarak Ibukota Kabupaten Pekalongan, Kajen dengan Ibukota Kabupaten/Kota tetangga dan dengan Ibukota Kecamatan - kecamatan :
1.     Kajen dengan Ibukota Kabupaten Batang :   35 km
2.     Kajen dengan Kabupaten Pemalang          :   51 km
3.     Kajen dengan Kabupaten Banjarnegara     :  202 km
4.     Kajen dengan Kabupaten Tegal                :   94 km
5.     Kajen dengan Kabupaten Brebes              :   92 km
6.     Kajen dengan Kota Pekalongan                :   28 km
7.     Kajen dengan Ibukota Kota Tegal             :   79 km
8.     Kajen dengan Kecamatan Kandangserang :   20 km
9.     Kajen dengan Kecamatan Paninggaran     :   25 km
10.   Kajen dengan Kecamatan Lebakbarang    :   23 km
11.   Kajen dengan Kecamatan Petungkriyono  :   34 km
12.   Kajen dengan  Kecamatan Talun              :   21 km
13.   Kajen dengan Kecamatan Doro                :   15 km
14.   Kajen dengan Kecamatan Karanganyar     :    6 km
15.   Kajen dengan Kecamatan Kesesi              :    9 km
16.   Kajen dengan Kecamatan Sragi                :   15 km
17.   Kajen dengan Kecamatan Siwalan             :   21 km
18.   Kajen dengan Kecamatan Bojong              :    9 km
19.   Kajen dengan Kecamatan Wonopringgo     :   11 km
20.   Kajen dengan Kecamatan Kedungwuni       :   15 km
21.   Kajen dengan Kecamatan Karangdadap     :   22 km
22.   Kajen dengan Kecamatan Buaran              :   20 km
23.   Kajen dengan Kecamatan Tirto                  :   21 km
24.   Kajen dengan Kecamatan Wiradesa           :   18 km
25.   Kajen dengan Kecamatan Wonokerto         :   22 km 


Sosial  Budaya
      Kabupaten Pekalongan kaya akan budaya tradisional. Berbagai macam kesenian tradisional banyak dimiliki beberapa desa dan kecamatan di wilayah Kabupaten Pekalongan yang tentu saja dengan ciri khas masing - masing. Keanekaragaman itu tidak memecah belah masyarakat tapi justru semakin memperkaya khasanah budaya di daerah Kabupaten Pekalongan.
        Agenda Syawalan
        Upacara Tradisi Syawalan adalah agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Rangkaian acara dalam kegiatan ini terdiri dari Ngarak Tumpeng Nasi Megono (Megono Gunungan) setinggi 2 meter, pemotongan tumpeng oleh Bupati Pekalongan dan diakhiri dengan makan nasi megono gratis bagi para pengunjung.
Kesenian Kuntulan/Sirkus "Gralis Budaya", Desa Sabarwangi Kec. Kajen
        Penampilan yang memukau dan terkesan mengerikan menjadikan identitas kesenian ini. Tetapi justru disitulah daya tarik yang dimiliki Gralis Budaya untuk merebut perhatian penonton.
Kesenian Kuda Kepang
        Kesenian Kuda Kepang dari Desa Wonorejo, Kecamatan Wonopringgo, Kabuapaten Pekalongan. Kesenian yang menggunakan Kuda Kepang sebagai sarana utama ini menyuguhkan berbagai atraksi yang menarik. Tarian - tarian dan alunan musik yang begitu harmonis menjadi perpaduan yang indah di setiap penampilan. Biasa dipentaskan pada acara - acara sedekah bumi, hajatan penyambutan tamu, HUT Kemerdekaan, Hari Jadi Kabupaten Pekalongan dll.
Kesenian Jaran Ilir Kecamatan Sragi
       Sekelompok pemuda - pemudi yang terpanggil untuk ikut meramaikan dunia seni dan budaya di Kabupaten Pekalongan.Mereka membangun kreatifitas dan berhasil menciptakan seni yang berbeda dari biasanya. (Sumber Buku Profil, Potensi, Peluang Investasi dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Pekalongan Tahun 2007)


http://www.batikmarkets.com/batik_pekalongan.php

www.facebook.com











Tidak ada komentar