Tema ; Kekerasan sebagai suatu konstruksi
REVIEW
Violent Imaginaries and Violent Practice`
Ingo W . Schroder and Bettina E. Scmidt
George Simmel menyatakan bahwa konflik antar kelompok merupakan alat seleksi evolusioner. Dari paparan Simmel, antropologi menganggap konsep konflik sebagaimana konsep biologi, kompetisi. Kompetisi terdiri atas dua atau lebih individu, populasi, species yang hidup dengan memanfaatkan sumber daya yang terbatas. Kekerasan merupakan hasil otomatis dari sebuah kompetisi. Dari antropologi biologi, diketahui bahwa solusi non-kekerasan dari konflik adalah relokasi, pertukaran, pembagian wilayah.
Bahkan jika kekerasan pada akhirnya dapat ditelusuri ke kondisi konflik, tidak semua persaingan harus diselesaikan dengan cara kekerasan. Konflik yang tidak bisa lagi dihindari atau dinegosiasikan, meningkat ke hubungan antagonis jangka panjang, kondisi ini yang biasanya dipelajari oleh antropolog.
Konflik bisa disebabkan oleh kondisi struktural seperti akses terhadap sumber daya alam, perubahan populasi atau tekanan eksternal yang tidak selalu menghasilkan perang. Perang dibuat oleh orang-orang, kelompok individu atau kelas yang memiliki kekuatan yang menggunakan kekerasan sebagai kegiatan dalam situasi tertentu. berarti. Dimensi simbolik kekerasan, tingkat diskursif, bukan sebagai fisik tetapi sebagai tindakan.
Kekerasan tidak selalu berbentuk konfrontasi tapi juga narasi, penampilan termasuk didalamnya upacara dan persembahan atau tanda bukti. Narasi berisi cerita, penggambaran malalui kata, keuntungan dan kerugian yang ditimbulkan. Penampilan ialah gambaran yang bias dilihat secara umum. Termasuk didalamnya juga upacara dan ritual. Hasil kekerasan yang menjadi bukti berupa gambar dan mural. Termasuk dramatisasi di media visual, juga di televisi.
Kasus dalam kekerasan adalah konfrontasi dengan persaingan yang sangat ketat. Dalam beberapa kasus berkaitan dengan aspek sejarah dan etnografi. Kekerasan tingkat tinggi, selalu muncul ke publik. Konfrontasi jangka panjang yang menghasilkan kekerasan, dapat dideskrepsikan dan di analisis, termasuk dampak sosialnya. Kekerasan menghasilkan mediasi budaya dan ingatan bersama oleh masyarakat. Kekerasan dapat ditafsirkan sebagai instrumen rasional strategi dari pemegang kekuasaan, juga sebagai simbol legitimasi.
Tema ; Fenomena Konflik dan Kekerasan
REVIEW
The Phenomenon Of Violence
David Riches
Penggunaan kata kekerasan dalam kehidupan sehari-hari menimbulkan perbedaan makna pengungkapannya. Yaitu tergantung konteks yang digunakan dan menimbulkan implikasi makna yang tersembunyi. Makna kekerasan berbeda antar budaya termasuk budaya Anglo-Saxon dan non Anglo-Saxon. Kadang kekerasan dianggap sah disatu budaya namun tidak dapat diterima di budaya lain. Makna kekerasan juga beriringan dengan pemahaman masyarakat.
Ketika seorang saksi atau korban menganggap sebagai suatu kekerasan, mereka membuat penilaian bahwa tindakan yang dilakukan menyebabkan fisik terluka, tapi juga bahwa itu adalah tidak sah. Kekuatan fisik yang digunakan oleh negara dan pemerintah bukan sebagai kekerasan. Konsep perdamaian biasanya untuk menggambarkan kondisi ideal tatanan sosial tersebut.
Kekerasan juga berhubungan dengan pemikiran dan strategi. Kekerasan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Untuk mencapai berbagai tujuan yang sangat luas dan ambisi adalah suatu kondisi yang memungkinkan adanya tindakan kekerasan .
Alkohol juga merupakan sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan. Penggunaan alcohol mendorong perilaku yang keras dan beringas, sehingga turut memicu kekerasan. Kadang ketika terjadi kekerasan alcohol bias menjadi symbol dan atribut.
Tema ; Kekerasan dan Identitas
Review
The violence in identity
Dalam tulisan ini dicontohkan Negara Yugoslavia, yang terdiri dari berbagai macam identitas, mengalami konflik. Setelah perang dunia dua, federasi Yogoslavia yang multi etnisitas itu terjadi penguatan identitas yang menyebabkan negara itu pecah berdasarkan identitas yang dibangun.
Adanya konflik bisa menyebabkan penguatan dan makin solidnya integritas didalam kelompok. Kekerasan berkaitan erat dengan aspek identitas. Kadang identitas menyebabkan pertentangan, kekerasan atau pertentangan menyebabkan makin jelasnya identitas. Identitas yang sama membuat suatu komunitas. Komunitas yang terlalu kuat bias menyebabkan pertentangan yang berlanjut ke kekerasan. Dengan adanya musuh menyebabkan penguatan internal komunitas.
Images of Cannibalism, Death and Domination in a Non-Violent Society.
Yang digambarkan dalam tulisan tersebut adalah masyarakat Piora, Orinoco, Venezuela. Piaroa adalah tempat yang hampir tidak ada segala bentuk kekerasan fisik, baik anak-anak, remaja, dan orang dewasa sama tidak mengekspresikan kemarahan mereka melalui sarana fisik.
Dalam cerita kepercayaan masyarakat terdapat cerita Kuemoi dan wahari. Koemoi adalah kanibal penguasa air dan malam. Wahari adalah Master hutan dan cahaya, Sepanjang waktu kedua kekuatan tersebut berusaha mengalahkan untuk mendominasi dan menguasai, satu sama lain domain, air dan tanah dan produk dari mereka.
Kekerasan piaroa muncul setelah mereka bergaul dengan kepentingan ekonomi, dominasi, persekutukan dominasi, bersama dengan paksaan dan tirani, dalam pengelolaan kepemilikan sumber daya yang langka.
Review
Pluralisme hukum, desentralisasi dan akar kekerasan di lndonesia
Robert Cribb
Hal yang dapat saya pahami setelah membaca artikel ini adalah. Pada awal artikelnya didahului oleh asumsi dasar bahwa orde baru di bangun diatas landasan kekerasan, baik untuk fondasi awal, meredam gejolak, mempertahankan kekuasaan, kebijakan politik. Pada awal kekuasaan terjadi pembantaian orang komunis pada tahun 1965-1966. Akhir masa orde baru, terjadi kekerasan anti Cina, penyerbuan kantor PDI, maupun tindakan represif menghadapi unjuk rasa.
Setelah itu dibahas mengenai lobalisasi, yang juga dianggap sebagai penyebab kekerasan, karena pandangan universalnya mengakibatkan pertentangan. Setelah itu dibahas akar kekerasan pada masa penjajahan Belanda, karena Belanda menganut pluralisme hukum. Namun tidak dijelaskan, apakah pluralisisme hukum itu. Kemudian dijelaskan mengenai pelaksanaan hukum pada masa pemerintah kolonial.
Pada bagian akhir, Negara dan kekerasan masa, dijelaskan bahwa kekerasan yang terjadi di lndonesia telah berlangsung lama hingga kini. Kekerasan erat kaitannya denga hukum, ekonomi, sosial budaya dan politik pemerintahan. Pelaku kekerasan bisa masyarakat, pemerintah, pelaksanaan hukum, akibat dari pelaksanaan hukum. Kekerasan rumit dan berkaitan dengan banyak faktor.
Tema ; Kekerasan dan gender
Review
Gender and Sexuality; Masculinity, Violence and Domination
Dari judulnya artikel ini bisa diartikan gender dan seksualitas, maskulinitas, kekerasan dan dominasi. Perkosaan bukan tindakan seksual tapi sebuah tindakan dominasi dan penghinaan. Perkosaan adalah bagian tak terhindarkan dari perilaku manusia karena hasrat seksual. Erotika berbeda dengan pornografi. Erotika adalah tentang seksualitas tetapi pornografi adalah tentang kekuasaan dan seks sebagai senjata. Hubungan seksual ditandai dengan pertukaran kekuasaan yang harus dibuat baik eksplisit dan konsensual. Namun kedua posisi ini pada akhirnya belum tentu memuaskan.
Seksualitas berhubungan dengan rangkaian praktek budaya dan sosial, makna dan struktur lembaga yang baik dan terstruktur dengan hubungan sosial yang lebih umum. Seksualitas dipandang berakar dari kodrat manusia.
Seksualitas berhubungan dengan rangkaian praktek budaya dan sosial, makna dan struktur lembaga yang baik dan terstruktur dengan hubungan sosial yang lebih umum. Seksualitas dipandang berakar dari kodrat manusia.
Permusuhan sebagai lawan keintiman dan kenikmatan fisik adalah pusat untuk rangsangan seksual. Ini adalah permusuhan, yang menghasilkan rangsangan seksual, gairah erotis harus dipahami sebagai hanya salah satu komponen dari rangsangan seksual. Kekuasaan atau agresivitas menunjukkan bahwa kerugian dan penderitaan adalah pusat terhadap rangsangan seksual. Objek seksual adalah bagian-bagian tubuh wanita seperti payudara, pantat, kaki. Meluasnya praktek memperlakukan waniata seolah-olah mereka hanya organ atau fungsi. Mengapa tidak keintiman, kehangatan atau kesenangan fisik.
Gairah seksual yang aneh dikaitkan dengan kekerasan dan agresivitas.
Seks adalah berbahaya dan kekerasan. Permusuhan dalam gairah seksual tumbuh dari trauma dan frustrasi, berhubungan erat dan mengancam perkembangan maskulinitas atau feminitas. Keinginan seperti dominasi, seksualitas sebagai permusuhan, harus diakui sebagai bentuk budaya hegemonik di mana seksualitas dibangun.
Permusuhan di dimasukkan ke seksualitas menghapus tanggung jawab dari para pelaku yang umumnya pria. Ada dua tanggung jawab dari mereka yang melakukan tindakan kekerasan terhadap yang lain, pertanyaan apakah kekerasan seksual tidak bisa dihindari. Apakah permusuhan kotor itu hanya dianggap biasa.
Apakah budaya didefinisikan sebagai seksualitas. Apakah seksualitas dan maskulin, yang tumbuh tidak mengungkapkan sisi kehidupan perempuan.
Seks adalah berbahaya dan kekerasan. Permusuhan dalam gairah seksual tumbuh dari trauma dan frustrasi, berhubungan erat dan mengancam perkembangan maskulinitas atau feminitas. Keinginan seperti dominasi, seksualitas sebagai permusuhan, harus diakui sebagai bentuk budaya hegemonik di mana seksualitas dibangun.
Permusuhan di dimasukkan ke seksualitas menghapus tanggung jawab dari para pelaku yang umumnya pria. Ada dua tanggung jawab dari mereka yang melakukan tindakan kekerasan terhadap yang lain, pertanyaan apakah kekerasan seksual tidak bisa dihindari. Apakah permusuhan kotor itu hanya dianggap biasa.
Apakah budaya didefinisikan sebagai seksualitas. Apakah seksualitas dan maskulin, yang tumbuh tidak mengungkapkan sisi kehidupan perempuan.
Tidak ada komentar