sedikit tentang kependudukan

Share:

1.     Prinsip-prinsip   pendekatan   antropologi  kependudukan (micro  demography)  yaitu;
-    Penelitian  lapangan,   yang  dimaksud  adalah   pemakaian  metode  dan  cara   penelitian  lapangan   dari  antropologi dalam  studi  demografi  agar  tercapai  hubungan  yang  intensif  dan  berkesinambungan  dengan  populasi   yang  diteliti,  secara  fleksibel  dan  melibatkan  penelitian  di  semua  tahap.  Contohnya   Cadwell  yang  melakukan  penelitian  pedesaan   di Afrika  Barat.
-    Survey,  yaitu  metode  pengumpulan  data  dan  fakta  terhadap  sampel, yang  digunakan  untuk  menunjukkan  keseluruhan  populasi.  Contohnya survei  kesuburan  dunia, proyek  penelitian  fertilitas  di  Eropa
         Alasan utama untuk menggunakan lapangan dan  penelitian survei adalah untuk  meng eksplorasi komponen,   pengumpulan data agar mendapat data yang valid dan benar untuk   diinterpretasi. Manfaat  lainnya  adalah untuk menjelaskan perubahan kuantitatif dalam dinamika populasi.

2.     Faktor  penyebab  yang  paling  dominan  dalam kasus  kekerasan   terhadap   perempuan  di  Indonesia   faktor  masyarakat  atau  komunitas,  masih  adanya  anggapapan  di masyarakat,  yang   mentolelir  budaya  patriarki,  yang  menganggap  perempuan berada di  bawah  laki-laki,   yang  menganggap  wajar  adanya  kekerasan  pada  perempuan.  Masyarakatpun  menganggap  kekerasan  terhadap  perempuan  sebagai  masalah  domesti keluarga,  sehingga  tidak  boleh  dicampuri. Ditambah  lagi  adanya  kemiskinan,  yang  menganggap  perempuan  sebagai  sumber  masalah  dan beban,  sehingga  menempatkan  perempuan  sebagai  korban  dan  pelampiasan.  Kondis  ini dihadapkan   pada  ketidakberdayaan  perempuan.  
          Walaupun  demikian  faktor-faktor  penyebab  kekerasan  terhadap   perempuan  saling terkait,  mendorong  dan  mempengaruhi.

3.     Pencapaian  perempuan  Indonesia  sekarang   dalam   bidang  karier,   untuk  mendapat  pekerjaan,    peluang   untuk  mendapatkan   pendidikan   dan   kesehatan  yang  memadai,   hak  suara,  mendapatkan  pengaruh,    memanfaatkan  peluang  dan  pilihan   secara  umum   sudah   hampir  sesuai  dengan  yang  diharapkan,  kecuali  pada  sebagian  kecil  masyarakat    yang  belum  sadar. 
    Untuk  mendapatkan   pekerjaan,  baik  laki-laki  maupun  perempuan   memiliki  kesempatan   yang  sama.  dilihat  dari  kemampuannya. Pada  kenaikan  karir  dan  tingkat  perempuan  mendapat peluang  yang  sama  dengan  laki-laki untuk  meraihnya. 
       Kesempatan  dalam  pendidikan  memberikan  persamaan  tanpa  memandang  laki-laki  ataupun  perempuan.  Pada  tataran  keluarga   atau  masyarakat  baik    anak  perempuan   maupan  laki-laki  untuk  melanjutkan  pendidikan  ke  jenjang  yang  tinggi,   diberikan   peluang  yang  sama.     Layanan  kesehatan   bagi  perempuan,  sudah   terpenuhi.
    Peran   serta  perempuan   dalam  bidang  politik  juga   sudah  terlihat,   banyak  perempuan  menjadi  politisi,  menduduki  jabatan  eksekutif,   bahkan  dalam  legislatif   disyaratkan  kuota   30%  perempuan,  meskipun   tidak  memenuhi.  Posisi   perempuan  dalam  hak  suara  dan   mendapatkan  pengaruh  mempunyai  nilai  tawar  yang  tinggi,  tanpa  dipandang  remeh.
      Namun  menurut  saya,  dengan peningkatan   peran  perempuan  pada   sektor  publik, kesempatan, pilihan   dan  peluang  yang  diberikan,  perempuan tidak   boleh  melupakan  perananya sebagai  seorang  ibu  dan  pengatur  rumah  tangga,  karena  hal  ini  penting  dan  tak  tergantikan.
     Pencapaian  ini  juga karena  secara  bersama-sama  dan  berkesinambungan pemerintah,  swata,  LSM,  dan  masyarakat  berusaha  menggalakkan   pemberdayaan  perempuan,   dan berusaha  menhilangkan  diskriminasi  yang  masih ada.

4.  Faktor  komunitas  yaitu  adanya   kultur   dalam   masyarakat    yang menempatkan suami sebagai kepala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga memberikan peluang yang tinggi kepada suami untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap istri. Budaya sosial masyarakat yang  masih menempatkan suami sebagai pencari nafkah utama yang sekaligus memberikan hak  atas istri. Suami menganggap dirinya berkuasa penuh atas istrinya,sehingga melakukan tindakan kekerasan. Istri yang merasa sebagai orang yang dihidupi oleh suami biasanya lebih menerima saat suami melakukan tindakan kekerasan terhadapnya.  Kekerasan  dianggap  sebagai  hal  yang  wajar  yang  dilakukan  laki-laki  terhadap perempuan. Keterbatasan pengetahuan  mengenai norma-norma yang ada (norma agama, norma sosial dan hukum perundang-undangan)  juga   turut  membuat laki-laki     melakukan  tindakan kekerasan.
        Faktor    struktural  negara,    tidak  adanya    peraturan  dari   negara  atas  kekerasan  terhadap perempuan,   tidak  adanya  perlindungan  bagi  korban,  hukuman  bagi   pelaku,   menyebabkan    terus  adanya  peristiwa  kekerasan,   tak  ada  ketakutan  dalam  diri  pelaku  dan  tak  ada   perlindungan  untuk  korban.  
      Dalam  negara  lndonesia  yang  sudah memiliki peraturan  mengenai  KDRT,  U-U  perempuan   walaupun  belum  lengkap,  kekerasan  sudah  sedikit  berkurang. Namun  peraturan  ini belum    bisa  memberantas  karena  pelaksanaan  di  lapangan  yang  kurang  mendukung.  Di   samping  itu  adanya   rasa  enggan  dalam  diri  perempuan  korban  kekerasan  untuk  mengungkap  dan  melaporkan,  karena  adanya  anggapan  mengungkapnya   sama   saja  membuka   aib   diri   sendiri,  adanya ketakutan  korban  padapelaku    dan   menganggap  kekerasan  sebagai  hal  yang  wajar

5.      Permasalahan   kependudukan yang  mungkin  menjadi  masalah  krusial  pada  tahun  2020  adalah   kemiskinan.   Dalam  konteks   Indonesia,  kemiskinan   belum  bisa  teratasi,  malah  semakin  menjalar.   Penyelesain   masalah  kemiskinan  di  Indonesia  yang  merupakan  masalah,  komplek,  rumit,   dan  sulit  diatasi,  dengan  waktu  yang  terus  berjalan  bila  tidak  ada  tindakan  yang  baik,  akan  menjadi masalah  yang  semakin  krusial.
         Data  menunjukkan  kemiskinan  di  Indonesia   dari  tahun  ke  tahun   prosentasinya  semakin  meningkat.   Program  yang  dibuat  pemerintah  untuk  mengatasi kemiskinan sering  tidak  berjalan  dengan   baik.
       Sulitnya  pemberantasan  kemiskinan  juga  diperberat  dengan  faktor  lainnya yang belum  bisa  diatasi,   misalnya   banyaknya  daerah  miskin,  terpencil  tertinggal,  rendahnya   mutu  keshatan,  belum  terjangkaunya  pendidikan  untuk  semua,  buruknya  sektor  perumahan,  sanitasi  dan  pengaturan  ruang,  tingginya  tingkat  pertumbuhan  penduduk.  Apalagi  tidak  mudah  kesempatan  kerja  dan  usaha.
           Pada  tahun  2020,  dimana  kondisi  dunia  semakin   berkembang, menglobal  dan  meningkatnya  perdagangan  bebas.  Indonesia   sebagai  negara  berkembang,   mau  tak  mau turut dalam keadaan   ini,  tapi   tidak   ditunjang  oleh  SDM  yang  berkualitas,  semakin  berkurangnya  SDA,  berbagai  masalah  dalam  negeri   yang  belum  terselesaikan,   dan   ketidaksiapan  menghadapinya,   sehingga mengakibatkan  kondisi  yang  semakin  terpuruk   termasuk  merejalelanya  kemiskinan.

Tidak ada komentar