Review
Judul ; Patron dan Klien di Sulawesi Selatan -Sebuah Kajian Fungsional-
struktural.
Penulis ; Heddy Shri Ahimsa-Putra
Penerbit ; Kepel Press
Tebal ; 215 halaman dan xii
Harga ; Rp 28.000, 00
Pada bab 1 dengan judul pendahuluan terbagi dalam empat sub-judul yaitu, hubungan patron klien, minawang; hubungan patron klien di Sulawesi selatan, analisis hubungan patron-klien, mengenai metode penelitian.
Hal yang dijelaskan dalam bagian awal yakni hubungan patron klien adalah, pentingnya pengkajian tentang hubungan patron-klien. Pengkajian gejala patronase masih jarang dilakukan di lndonesia, padahal gejala ini sering terjadi terutama di pedesaan.
Hal yang dijelaskan dalam sub-bab analisis hubungan patron-klien adalah pandangan para ahli tentang relasi patron-klien di bebagai tempat. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yang dijelaskan yaitu daerah penelitian, metode penelitian lapangan, model penelitian, serta literatur
Pada bab dua dengan judul Ajang(setting) hubungan patron-klien di Sulawesi Selatan pada Akhir Abad xx, terbagi dalam tiga sub-bab yaitu;
1. Sistem Politik Pra-kolonial dan Masa kolonial
Pada bagian ini berisi tentang pada masa kolonial hingga masa pemerintahan Belanda. Penjelasan tentang sistem politik pra-kolonial yang diuraikan ialah, persekutuan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan, sejarah kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan dan gambaran sistem politik tradisional kerajaan di Sulawesi Selatan yaitu Bone, Tanette, Sawietto,
Penjelasan mengenai sistem politik masa kolonial ialah uraian mengenai masuknya Belanda pada abad ke 17, sistem politik pemerintahan yang dijalankan Belanda dan hubungan Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan.
2. Perkampungan dan Matapencaharian
Pada bagian ini hal yang dijelaskan adalah gambaran situasi perkampungan di Sulawesi Selatan dengan pola perkampungannya. Sistem ekonomi penduduk juga diuraikan pada bagian ini.
3.Siri, Sistem Kekerabatan dan Pernikahan
Hal yang dijelaskan pada bagian ini adalah tentang sifat manjaga harga diri dan rasa malu pada masyarakat Sulawesi Selatan yang biasa disebut dengan Siri`. Sistem kekerabatan masyarakat Bugis-Makassar yang menganut sistem bilateral, diuraikan dengan data dari para ahli. Model pernikahan di Sulawesi Selatan yang biasanya melalui perjodohan orangtua.
Bab tiga berjudul Hubungan patron-klien dan kondisi sosial-budaya di Sulawesi Selatan. Pada bab ini berisi tentang perbedaan status sosial berkenaan dengan golongan sosial di kerajaan yaitu kaum bangsawan serta keturunannya dan rakyat terutama di daerah Wajo dan Bantaeng. Hal tersebut mengakibatkan adanya perbedan pada akses kekuasan,sistem kekerabatan, hukum, kekayaan dan ekonomi. Berlangsungnya kehidupan patron-klien juga dipengaruhi oleh rasa ketidakamanan dan kelangkaan barang kebutuhan hidup yang menyebabkan rasa ketergantungan.
Pada bab keempat yaitu penutup berisi penjelasan mengenai dua pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sistem budaya dan pendekatan keadaan. Masalah yang muncul akibat implikasi dari adanya patron-klien di Sulawesi Selatan dan kaitannya dengan penguasaan sumber daya.
Tidak ada komentar